BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Spesies yang termasuk ke dalam cestoda usus antara lain Diphyllobothrium latum, Hymenolepis nana, Hymenolepis diminuta, Dipylidium caninum, Taenia saginata, dan Taenia solium. Taenia solium dapat menyebabkan penyakit yang dikenal dengan sistisekosis. Infeksi ini Bering terjadi di negara berkembang. Lebih dari 80% dari 50 juta penduduk dunia yang terkena infeksi tinggal di negara berkembang. Sistiserkosis terutama mempengaruhi kesehatan dan mata pencaharian petani subsisten di negara berkembang di Afrika, Asia dan Amerika Latin karena dapat mengakibatkan epilepsi dan kematian pada manusia, mengurangi nilai pasar babi dan membuat daging babi tidak aman untuk dimakan (WHO, 2011). Infeksi cacing taenia pada usus manusia disebabkan oleh Taenia solium, Taenia saginata dan Taenia asiatica di Asia dan Pasitik Taeniasis yang disebabkan oleh Taenia solium adalah masalah kesehatan masyarakat yang serius di dunia karena telur dan proglotid dapat menginfeksi manusia melalui kontaminasi dari lingkungan dan yang fatal adalah neurosistiserkosis. Neurositiserkosis yang disebabkan oleh Taenia solium meningkat di daerah non endemis taeniasis (Malinee T. Anantaphruti, et al., 2007).
Penyebaran Taenia dan kasus infeksi akibat Taenia lebih banyak terjadi di daerah tropis karena daerah tropis memiliki curah hujan yang tinggi dan iklim yang sesuai untuk perkembangan parasit ini. Taeniasis dan sistiserkosis akibat infeksi cacing pita babi Taenia solium merupakan salah satu zoonosis di daerah yang penduduknya banyak mengkonsumsi daging babi dan tingkat sanitasi lingkungannya masih rendah, seperti di Asia Tenggara, India, Aflika Selatan, dan Amerika Latin. Asian Taenia dilaporkan telah ditemukan di negara-negara Asia yang umumnya beriklim tropis seperti Indonesia, Thailand, Malaysia, Filipina, Korea dan Cina.
B. Tujuan
1. Mengetahui klasifikasi Hymenolepis diminuta
2. Mengethui morfologi Hymenolepis diminuta
3. Mengetahui Siklus hidup Hymenolepis diminuta
4. Mengetahui epidemiologi dan distribusi geografis
5. Mengetahui patologi penyakit yang disebabkan oleh Hymenolepis diminuta
6. Mengetahui pencegahan dan pengendalian penyakit oleh Hymenolepis diminuta
BAB II
PEMBAHASAN
Cacing dalam klas cestoidea disebut juga cacing pita karena bentuk tubuhnya yang panjang dan pipih menyerupai pita. Cacing ini tidak mempunyai saluran pencernaan ataupun pembuluh darah. Tubuhnya memanjang terbagi atas segmen-segmen yang disebut proglotida dan segmen ini bila sudah dewasa berisi alat reproduksi jantan dan betina.
Pada dasarnya morfologi cacing dewasa terdiri dari :
· Kepala/scolec, terdapat batil isap dan lejuj isap
· Leher, yaitu tempat untuk pertumbuhan badan
· Strobila, adalah merupakan badan yang terdiri dari segmen proglotida.
Yang penting dari klas cestoida ini ada dua ordo yang dilaporkan menginfeksi manusia ialah :
· Pseudophylidea
· Cyclophylidea
Sedangkan yang menginfeksi manusia ada dua bentuk fase cacing yaitu, bentuk cacing dewasa, bentuk larva ataupun keduanya.
1. Cacing dewasa (manusia sebagai hospes definitif)
· Diphylobotrium latum
· Taeniarinchus saginatus
· Taenia solium
· Dsb.
2. Larva (manusia sebagai hospes intermedier)
· T. solium
· Echinococcus granulosus
· E. moltulocularis
Cacing Hvinenolepsis diminuta ini juga merupakan cacing cosmoploitan yang terutama berparasit pada tikus rumah, tetapi banyak kasus dilaporkan menginfeksi pada orang. Ukuran lebih besar daripada V. nana, yaitu sampai 90 cm. Sebagai hospes intermedier adalah beberapa spesies arthropoda, misalnya jenis kumbang (Tribolium spp) adalah hospes intermedier yang sangat berperan terhadap infeksi pada tikus dan manusia.
A. Klasifikasi Hvinenolepsis diminuta
Kingdom : Animalia
Phylum : Platyhelminthes
Class : Cestoda
Ordo : Cyclophyllidea
Family : Hymenolepididae
Genus : Hymenolepis
Species : Hymenolepis diminuta
B. Morfologi
Gambar Hymenolepis diminuta
Gambar skoleks Hymenolepis diminuta
Cacing dewasa berukuran 20-60 cm mempunyai 800-1000 buah proglotid. Skoleks kecil bulat, mempunyai 4 batil isap, dan rosteum tanpa kait-kait. Proglotid matang berukuran 0,8 x 2,5 mm. Proglotid gravid mengandung uterus yang berbentu kantong dan berisi kelompok-kelompok telur. Apabila proglotid gravid lepas dari strobila, menjadi hancur dan telurnya keluar bersama tinja. Telurnya agak bulat berukuran 60-79 mikron, mempunyai lapisan luar yang jernih dan lapisan yang dalam yang mengeliilingi onkosfer dengan penebalan pada 2 kutub, tetapi tanpa filamen. Onkosfer mempunyai 6 buah kait.
Cacing dewasa hidup di rongga usus halus Hospes perantaranya adalah serangga berupa pinjal dan kumbang tepung. Dalam pinjal, telur berubah menjadi larva sistiserkoid. Bila serangga dengan sistiserkoid tertelan oleh hospes definitif maka larva menjadi cacing dewasa di rongga usus halus.
C. Siklus Hidup
Telur ditemukan pada tinja hospes defmitif. Cacing ini memerlukan hospes perantara I yaitu larva pinjal tikus dan kumbang tepung dewasa. Didalam serangga ini embrio yang keluar dari telurnya berkembang menjadi sistiserkoid. Bila dimakan oleh hospes defnitif, sistiserkoid akan berkembang menjadi cacing dewasa di dalam usus halus dalam waktu kira kira 18-20 hari.
D. Epidemiologi dan Distribusi Geografis
Penyebaran cacing ini kosmopolit juga ditemukan di Indonesia. Hospes definitif mendapat infeksi bila hospes perantara yang mengandung parasit tertelan secara kebetulan.
E. Patologi
Parasit ini tidak menimbulkan gejala , infeksi biasanya terjadi secara kebetulan saja. Manusia secara kebetulan mendapat infeksi karena makanan atau tangan yang terkontaminasi dengan serangga yang mengandung parasit. Tnfeksi pada manusia adalah ringan dan jangka waktu hidup cestoda pada manusia pendek. Infeksi percobaan pada manusia dewasa hanya berlangsung selama 5-7 minggu.
F. Pencegahan dan Pengendalian
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah menghindari kontak dengan hospes perantara yang memungkinkan terjadinya kontaminasi. Selahi mencuci tangan sebelum makan juga dapat mengurangi infeksi karena kontaminan yang menempel pada tangan akan mati ketika mencuci tangan. Obat yang efektif adalah antabrine.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cestoda atau cacing pita adalah cacing yang hidup sebagai parasit yang termasuk kelas CESTODA, phylum PLATHYHELMINTHES. Cacing dewasa hidup di dalam tractur digestivus vertebrata dan larvanya hidup di dalam jaringan vertebrata dan invertebrata. Cestoda usus mempunyai spesies penting yang dapat menimbulkan kelainan pada manusia umumnya adalah : Diphyllobothriuni latum, Hyinenolepis nana, Echinococcus granulosus, Echinococcus multilocularis, Taenia saginata, dan Taenia solium. Hospes defmifnya yaitu manusia, anjing, kucing, dan kadangkadang paling sedikit 22 macam marnalia lainmya, termasuk cerpelai, anjing taut, singa taut, serigala dan babi. (Harlod, 1979)
Ciri-ciri cestoda usus yaitu :
1. Bentuk tubuh pipih, terdiri dari kepala(soclex) dilengkapi dengan sucker dan tubuh (proglotid).
2. Panjang antara 2-3m.
3. Bersifat hermaprodit.
4. Hidup sebagai parasit dalam usus vertebrata dan tanpa alat pencernaan.
5. Sistem ekskresi terdiri dari saluran pengeluaran yang berathir dengan
set api.
6. Sistem saraf sama seperti planaria dan casing hati, tetapi kurang berkembang.
Pada cestoda usus kerugian yang ditimbulkan oleh cacing ini berlainan pada berbagai spesies. Ukuran dan jumlah cacing menentukan efek sistemik dan luasnya iritasi pada usus. Bermacanrmacam gejala gastrointestinal dan gejala syaraf yang tidak nyata dapat ditimbulkan. Berkurangnya gairah hidup dan anemi telah dihubungkan dengan infeksi cacing pita, tetapi biasanya gejala nyata tidak ada. Gejala gejala dianggap bertalian dengan basil metabolisme easing yang toksik dengan iritasi mekanik, pengambilan makanan, hospes dengan absorbs zat protein, vitamin, dan mungkin juga hormone-hormon dari mukosa usus.(klik link berikut untuk mendapatkan info lainnya).
No comments:
Post a Comment