HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH TANAMAN CENGKEH
HAMA
1.
PENGGEREK BATANG
Penggerek batang yang menyerang tanaman cengkeh adalah Nothopeus sp. Hama
ini meletakkan telurnya pada lekukan kulit batang tanaman.
Gejala Serangan
Gejala Serangan yang ditimbulkan oleh penggerek Nothopeus sp ditandai
adanya lubang-lubang pada batang tanaman,
dari lubang keluar cairan kental bercampur kotoran hama. Daun muda berubah
kekuningan, rontok dan akhirnya pucuk daun mati. Jika tidak dikendalikan hama
ini dapat menyebabkan kematian, karena asupan makanan terganggu.
Cara Pengendalian
Upaya yang dapat dilakukan antara lain menutup lubang bekas gerekan
dengan pasak kayu serta memusnahkan telur-telur yang menempel pada kulit.
Pengendalian kimiawi dengan memasukkan insektisida sistemik berbahan aktif
asefat ke dalam lubang gerekan kemudian ditutup dengan pasak kayu. Dapat pula
menaburkan insektisida sistemik berbahan aktif karbofuran dengan dosis 115-150
g/pohon. Interval 3 bulan sekali.
2.
PENGGEREK CABANG
Penggerek cabang yang menyerang tanaman cengkeh adalah Hyleborus sp., dan
Ardela sp. Hama Hyleborus sp. merupakan kumbang berukuran kecil berwarna hitam,
kumbang jantan tidak mempunyai sayap dan ukurannya lebih kecil daripada
serangga betina. Sedangkan Ardela sp. merupakan ngengat, ngengat jantan
berwarna cokelat keputihan, betina berwarna merah muda keputihan. Larva ngengat
ini berwarna putih keabu-abuan.
Gejala Serangan
Gejala Serangan yang ditimbulkan oleh kedua penggerek ini ditandai adanya
lubang-lubang pada permukaan kulit
cabang yang mengakibatkan cabang mudah patah, lemah, tunas mati, daun dan
ranting akhirnya mengering. Lubang-lubang tersebut tertutup kotoran dan serbuk
kayu sisa gerekan yang dijalin dengan serat halus. Serangan parah menyebabkan
cabang mati.
Pengendalian
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan hama penggerek cabang ini
sama seperti pada penggerek batang.
3.
PENGGEREK RANTING
Penggerek ranting yang menyerang tanaman cengkeh adalah Coptocercus sp. Serangga ini berupa kumbang berwarna hitam, sedangkan larvanya berwarna kuning kecokelatan.
Gejala serangan
Gejala Serangan yang ditimbulkan oleh penggerek Coptocercus sp. ditandai
pada permukaan ranting terdapat lubang-lubang gerekan yang berdiameter
kira-kira 1,8 mm. Serangan parah mengakibatkan ranting dan daun mati.
Cara pengendalian
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan hama ini adalah dengan
penyemprotan insektisida berbahan aktif alfa sipermetri, asefat, profenofos,
atau metomil dengan dosis sesuai pada kemasan ke seluruh bagian tanaman.
Interval 10 hari sekali.
4.
KUTU DAUN
Kutu daun yang menyerang tanaman cengkeh adalah Coccus viridis. Hama ini
biasanya bersembunyi di permukaan bawah daun, berwarna hijau, menyerang daun
dan ranting yang masih muda.
Gejala serangan
Gejala Serangan yang ditimbulkan oleh Coccus viridis ditandai dengan
mengeringnya ranting dan daun tanaman, bunga banyak yang rontok karena hama ini
menyerang dengan cara menghisap cairannya. Selain menyerang tanaman muda, hama
ini juga menyerang tanaman dewasa.
Cara pengendalian
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan hama ini diantaranya
adalah dengan memusnahkan ranting yang terserang, penyemprotan insektisida
berbahan aktif alfa sipermetri, asefat, profenofos, metomil atau imidakloprid
dengan dosis sesuai petunjuk pada kemasan. Interval 10 hari sekali.
5.
PERUSAK DAUN
Perusak daun yang menyerang tanaman cengkeh adalah Anthriticus sp. dan
Carea Angulata. Hama Anthriticus eugeniae adalah kutu hijau, sedangkan Carea
Angulata berupa ulat.
Gejala serangan
Gejala serangan yang ditimbulkan oleh Anthriticus sp. ditandai dengan
adanya bintik-bintik pada bagian tepi dan tengah daun karena bekas hisapan
serangga daun cengkeh. Hama ini menyerang tanaman pada malam hari.
Gejala serangan yang ditimbulkan oleh Carea Angulata ditandai dengan
adanya bekas gigitan ulat pada daun yang terserang, ulat ini menyerang dengan
cara memakan daun. Populasi tinggi menyebabkan daun gundul.
Cara Pengendalian
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan kedua jenis hama ini
adalah dengan melakukan pemangkasan untuk menjaga kelembaban di sekitar
pertanaman, penyemprotan insektisida berbahan aktif alfa sipermetri, asefat,
profenofos, atau metomil dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada
kemasan. Interval 10 hari sekali. Untuk pengendalian kutu Anthriticus sp
penyemprotan terbatas pada bagian tanaman yang terserang, sedangkan pada ulat
Carea angulata diutamakan pada saat populasi larva masih muda.
KEPIK
Kepik yang menyerang tanaman cengkeh adalah Helopeltis sp. Hama ini
menyerang bagian pucuk daun dan daun muda.
Gejala serangan
Gejala serangan yang ditimbulkan oleh Helopeltis sp ditandai dengan
gugurnya daun muda dan mati pucuk daun.
Cara pengendalian
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan hama ini adalah dengan
penyemprotan insektisida berbahan aktif deltametrin, karbosulfan, profenofos,
atau imidakloprid dengan dosis sesuai pada kemasan. Interval 10 hari sekali.
PENYAKIT
1.
MATI BUJANG
Penyakit mati bujang yang menyerang tanaman cengkeh adalah bakteri
Xylemlimited. Bakteri ini menyerang perakaran dan ranting-ranting muda.
Gejala serangan
Gejala serangan yang ditimbulkan oleh Xylemlimited ditandai dengan
gugurnya daun dan matinya ranting tanaman.
Cara pengendalian
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini adalah dengan
penyemprotan bakterisida berbahan aktif oksitetrasiklin, streptomisin sulfat,
kasugamisin atau asam oksolinik dengan dosis sesuai pada kemasan. Interval 1 bulan
sekali.
2.
PENYAKIT CACAR DAUN
Penyakit cacar daun yang menyerang tanaman cengkeh adalah cendawan
Phyllostica sp. Cendawan ini menyerang semua fase pertumbuhan mulai dari
pembibitan sampai tanaman dewasa. Bagian yang terserang biasanya daun dan buah cengkeh.
Gejala serangan
Gejala serangan yang ditimbulkan oleh Phyllostica sp ditandai dengan
munculnya bercak berbintil hitam menggelembung seperti cacar pada bagian atas
daun, kemudian daun menggugurkan diri.
Cara pengendalian
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini adalah dengan
sanitasi lingkungan, memusnahkan tanaman yang terserang, penyemprotan fungisida
sistemik berbahan aktif karbendazim, benomil atau zineb dan fungisida kontak
berbahan aktif propineb, mankozeb, atau maneb dengan dosis sesuai pada kemasan.
Interval 10 hari sekali.
3.
PENYAKIT BPKC (BAKTERI PEMBULUH KAYU CENGKEH)
Penyakit BPKC yang menyerang
tanaman cengkeh adalah bakteri Pseudomonas syzygii. Bakteri ini menyerang
tanaman dewasa melalui vektor atau perantara. Vektor dari penyakit ini adalah
serangga Hindola sp.
Gejala serangan
Gejala serangan yang ditimbulkan oleh Pseudomonas syzygii ditandai dengan
menguningnya daun yang kemudian berguguran, ranting-ranting dan cabang mati
diikuti layu mendadak. Serangan parah menyebabkan kematian.
Cara pengendalian
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini adalah dengan
melakukan sanitasi lingkungan (memusnahkan tanaman yang terserang), secara
kimiawi menggunakan bakterisida golongan antibiotik berbahan aktif
oksitetrasiklin, streptomisin sulfat, kasugamisin atau asam oksolinik. Kemudian
mengendalikan serangga vektor menggunakan insektisida berbahan aktif asefat,
lamda sihalotrin, profenofos, kartophidroklorida atau karbofuran. Dosis sesuai
petunjuk yang tertera pada kemasan. Interval 1 bulan sekali.
4.
BERCAK DAUN
Penyakit bercak daun yang menyerang tanaman cengkeh adalah cendawan
Cylindrocladium sp. Jamur ini menyerang bagian daun tanaman.
Gejala serangan
Gejala serangan yang ditimbulkan oleh Cylindrocladium sp ditandai dengan
munculnya bercak coklat kehitaman pada daun yang merupakan spora dari cendawan.
Cara pengendalian
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini adalah dengan
penyemprotan fungisida sistemik berbahan aktif benomil, metil tiofanat, atau
karbendazim dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, mankozeb,
propineb, atau tiram dengan dosis sesuai pada kemasan.
STRATEGI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
Penyemprotan pestisida harus dilakukan berseling atau penggantian bahan
aktif yang tertera di atas setiap melakukan penyemprotan, jangan menggunakan
bahan aktif yang sama secara berturut-turut. Tanaman cengkeh merupakan tanaman
yang tahan terhadap serangan hama penyakit, sehingga penyemprotan dapat
dilakukan sesuai kebutuhan. Jadi penggunaan pestisida dapat dihemat.
Blog walking bos,,,, :)
ReplyDeleteMANTAP SOLA
ReplyDelete