AUTOKINESIS DAN SITOKINESIS
Autokinesis
Autokinesis
adalah ilusi visual di
mana cahaya dapat muncul untuk bergerak ketika menatap dalam gelap. Hal
ini terjadi paling sering pada malam
gelap di daerah dengan beberapa isyarat visual (seperti lampu atau
benda lainnya diterangi lainnya atau landmark). Hal ini bisa berbahaya bagi pilot terbang di malam
hari, karena mereka juga mungkin kesalahan ini gerakan
jelas untuk gerakan pesawat mereka melakukan koreksi dengan konsekuensi yang berbahaya. Umumnya, bagaimanapun, dapat diasumsikan
bahwa keberadaan efek
autokinetic adalah hasil yang berharga pra-diprogram
mekanisme dalam sistem visual kita yang memungkinkan kita untuk melihat dunia kita.Bunga lanjutan kami dalam fenomena seperti itu, dan mereka memiliki daya tarik bagi penonton, mencerminkan baik kreativitas tak berujung dan penghargaan untuk kreativitas yang dapat ditemukan di
alam manusia.
pada tahun 1799 sambil melihat bintang dengan mata telanjang, tapi
pikir itu adalah gerakan nyata
dari bintang-bintang. Dengan demikian ia menamai mereka "Sternschwanken" yaitu
"Bintang Swinging". Ia tidak sampai 1857 bahwa
G. Schweitzer (Schweitzer,
1857), seorang psikolog Jerman awal, menemukan
bahwa adalah fenomena subyektif. Angkatan Laut Amerika Serikat
mulai mempelajari hal ini pada tahun 1945 untuk menjelaskan pengalaman vertigo terkait dengan pilot.
Hari ini "ilusi
kinetik" dikategorikan sebagai ilusi vestibular-induced,
lihat sistem vestibular.
Penampakan UFO Banyak juga telah
dikaitkan dengan tindakan efek autokinetic pada
melihat bintang atau planet.
Autokinesis adalah fenomena persepsi
visual manusia di mana titik, stasioner kecil
cahaya di lingkungan yang tidak gelap
atau tanpa sifat tampak bergerak.
Ini pertama kali direkam oleh sebuah jam perwira Rusia yang menjaga mengamati
gerakan ilusi dari
sebuah bintang di dekat cakrawala. Hal ini mungkin
terjadi karena persepsi gerak selalu relatif
terhadap beberapa titik acuan. Dalam
kegelapan atau dalam lingkungan tanpa sifat tidak ada titik
acuan, sehingga pergerakan
titik tunggal tidak terdefinisi. Arah dari gerakan tidak
tampak berkorelasi dengan gerakan mata disengaja,
namun dapat ditentukan oleh kesalahan antara posisi mata dan yang ditetapkan oleh copy efference dari
sinyal gerakan dikirim
ke otot luar mata.
Amplitudo
dari gerakan ini juga tidak terdefinisi. Pengamat individu mengatur
frame sendiri acuan
untuk menilai amplitudo (dan mungkin arah). Karena
fenomena ini labil, telah digunakan untuk
menunjukkan efek dari pengaruh sosial atau saran
tentang penilaian. Sebagai contoh,
jika seorang pengamat yang dinyatakan akan mengatakan cahaya bergerak satu
kaki sengaja mendengar pengamat
lain mengatakan cahaya bergerak satu meter maka
pengamat pertama akan melaporkan bahwa cahaya bergerak satu meter. Penemuan
pengaruh sugesti pada
efek autokinetic sering dikaitkan dengan Sherif (1935), tapi itu direkam
oleh Adams (1912), jika tidak orang
lain.
Autokinesis atau efek autokinetik adalah fenomena dimana sebuah sumber cahaya tampak bergerak apabila diamatai pada malam hari meskipun sebenarnya sumber cahaya tersebut tetap diam di tempatnya. Penyebab pastinya belum diketahui, diduga karena adanya pergerakan kecil mata disertai hilangnya acuan lingkungan sekitar yang berfungsi menstabilisasi persepsi visual. Ilusi ini juga muncul bila hanya ada 2 sumber cahaya pada kegelapan, dan menghilang bila terdapat 3 atau lebih sumber cahaya. Pilot yang terbang pada malam hari dapat mengira bintang atau lampu di daratan sebagai pesawat terbang lainnya sehingga mengalami disorientasi dengan akibat yang fatal. Autokinesis dapat dikurangi dengan melakukan teknik scanning visual yang baik dibandingkan dengan pengamatan terus menerus terhadap sumber cahaya, atau dengan meningkatkan penerangan bila dimungkinkan.
Ilusi lubang hitam dapat terjadi pada malam yang gelap saat melintas di atas perairan atau permukaan daratan dimana cakrawala sulit dikenali. Contoh kasusnya adalah saat dimana tidak didapatkan acuan visual kecuali lampu landasan. Tanpa adanya acuan periferal untuk orientasi pandang ruang, penerbang sering mengira pesawatnya telah berada pada posisi yang benar padahal sesungguhnya cenderung lebih menukik ke bawah sehingga membahayakan proses pendaratan pesawat.
Autokinesis atau efek autokinetik adalah fenomena dimana sebuah sumber cahaya tampak bergerak apabila diamatai pada malam hari meskipun sebenarnya sumber cahaya tersebut tetap diam di tempatnya. Penyebab pastinya belum diketahui, diduga karena adanya pergerakan kecil mata disertai hilangnya acuan lingkungan sekitar yang berfungsi menstabilisasi persepsi visual. Ilusi ini juga muncul bila hanya ada 2 sumber cahaya pada kegelapan, dan menghilang bila terdapat 3 atau lebih sumber cahaya. Pilot yang terbang pada malam hari dapat mengira bintang atau lampu di daratan sebagai pesawat terbang lainnya sehingga mengalami disorientasi dengan akibat yang fatal. Autokinesis dapat dikurangi dengan melakukan teknik scanning visual yang baik dibandingkan dengan pengamatan terus menerus terhadap sumber cahaya, atau dengan meningkatkan penerangan bila dimungkinkan.
Ilusi lubang hitam dapat terjadi pada malam yang gelap saat melintas di atas perairan atau permukaan daratan dimana cakrawala sulit dikenali. Contoh kasusnya adalah saat dimana tidak didapatkan acuan visual kecuali lampu landasan. Tanpa adanya acuan periferal untuk orientasi pandang ruang, penerbang sering mengira pesawatnya telah berada pada posisi yang benar padahal sesungguhnya cenderung lebih menukik ke bawah sehingga membahayakan proses pendaratan pesawat.
Fenomena ilusi jarak adalah ilusi yang membahayakan yang dapat terjadi saat
pesawat melintasi lingkungan “lubang hitam” dengan petunjuk visual yang minim.
Bila sebuah pesawat mengikuti pesawat lainnya dalam jarak 2 mil di belakangnya
dan 300 feet di bawahnya kemudian tanpa disadari jaraknya menjauh menjadi 4 mil
maka pesawat pengikut berada 600 feet di bawahnya. Bila pesawat yang diikuti
secara bertahap turun 600 feet, pesawat pengikut akan membentur daratan.
Potensi bahaya ini terjadi bila penerbang mengamati pesawat yang diikuti dari
satu titik di kanopinya tanpa memonitor ketinggian atau tidak menyadari bahwa
jaraknya dengan pesawat yang diikuti telah menjauh
Persepsi yang
salah mengenai cakrawala dapat dialami saat terbang malam. Jika bintang tidak
tampak akibat awan tebal menutupi langit, permukaan daratan yang gelap akan
dipersepsikan sebagai bagian dari langit dan lampu di daratan dianggap sebagai
bintang.
Sitokinesis
Sitokinesis
umumnya tejadi setelah sel sedang membelah sudah memiliki dua inti sel
pada kutub yang berbeda. Sitokinesis dilakukan untuk memisahkan sitoplasma
dan membran sel agar terbentuk dua sel anak utuh. Terdapat beberapa
perbedaan mekanisme sitokinesis antara sel hewan dan sel tumbuhan. Pada
sel hewan dengan membran sel yang lentur, sitokinesis terjadi karena
adanya pelekukan yang membagi sel menjadi dua. Pelekukan tersebut terjadi
di bidang pembelahan dan disebabkan oleh kontraksi cincin filamen.
Selama
sitokinesis berlangsung, sitoplasma sel hewan dibagi menjadi dua melalui
terbentuknya cincin kontraktil yang terbentuk oleh aktin dan miosin pada bagian
tengah sel. Cincin kontraktil ini menyebabkan terbentuknya alur pembelahan yang
akhirnya akan menghasilkan dua sel anak. Masing – masing sel anak yang
terbentuk ini mengandung inti sel, beserta organel – organel selnya. Pada
tumbuhan, sitokinesis ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah ditengah –
tengah sel. Tahap sitokinesis ini biasanya dimasukkan dalam tahap telofase.
Pada sel
tumbuhan yang memiliki dinding sel kaku, tidak terjadi pelekukan membran
sel. Oleh karena itu, setelah materi sel terbagi dua, pada bidang
pembelahan terbentuk lempeng sel. Lempeng sel ini merupakan
vesikula-vesikula dari badan Golgi yang bersatu dan memanjang pada bidang
pembelahan. Dinding sel baru terbentuk pada lempeng sel tersebut. Dinding
sel terus terbentuk hingga bersatu dengan membran dan dinding sel lama.
Akhirnya, terbentuklah dua sel tumbuhan yang terpisah serta memiliki membran
dan dinding sel sendiri.
Pada sistem kekebalan, sitokinesis berfungsi sebagai pembawa pesan. Sitokinesis dihasilkan oleh sel-sel pada sistem kekebalan sebagai respon terhadap perangsangan. Sitokinesis memperkuat (membantu) beberapa aspek sistem kekebalan dan menghalangi (menekan) aspek yang lainnya.
Beberapa sitokinesis bisa diberikan sebagai suntikan untuk mengobati penyakit tertentu.Contohnya:
- alfa interferon efektif untuk mengobati kanker tertentu (misalnya leukemia sel berrambut)
- beta interferon digunakan untuk mengobati sklerosis multipel
- interleukin-2 diberikan kepada penderita melanoma maligna dan kanker ginjal granulocyte colony-stimulating factor merangsang pembentukan neutrofil, diberikan kepada penderita kanker yang memiliki sedikit neutrofil sebagai efek samping dari kemoterapi.
Pada sistem kekebalan, sitokinesis berfungsi sebagai pembawa pesan. Sitokinesis dihasilkan oleh sel-sel pada sistem kekebalan sebagai respon terhadap perangsangan. Sitokinesis memperkuat (membantu) beberapa aspek sistem kekebalan dan menghalangi (menekan) aspek yang lainnya.
Beberapa sitokinesis bisa diberikan sebagai suntikan untuk mengobati penyakit tertentu.Contohnya:
- alfa interferon efektif untuk mengobati kanker tertentu (misalnya leukemia sel berrambut)
- beta interferon digunakan untuk mengobati sklerosis multipel
- interleukin-2 diberikan kepada penderita melanoma maligna dan kanker ginjal granulocyte colony-stimulating factor merangsang pembentukan neutrofil, diberikan kepada penderita kanker yang memiliki sedikit neutrofil sebagai efek samping dari kemoterapi.
No comments:
Post a Comment